Mari Belajar Dari Pulau Solomon

Ada apa dengan pulau Solomon? Pertanyaan itu muncul setelah saya menonton film yang berjudul Taare Zameen Par, di dalam film diceritakan ada seorang anak sekolah dasar yang mengalami dyslexia ( Sebuah gangguan dalam mengolah kata-kata yang umumnya terjadi pada anak usia sekitar 7 s/d 8 tahun ). Didalam film tersebut ada sepenggal kalimat yang diucapkan guru kepada ayah dari seorang anak yang mengalami dyslexia tersebut yang merasa ia telah memahami apa itu dyslexia. Guru itu berkata apakah anda mengetahui kisah di pulau Solomon?

Kepulauan Solomon merupakan sebuah negara di Melanesia yang terletak di timur Papua New Guinea yang terdiri daripada lebih 990 buah pulau dengan jumlah keluasan tanah sebesar 28,400 kilometer persegi. Ibu negaranya, Honiara, terletak di pulau Guadalcanal. Kepulauan Solomon telah didiami oleh orang Melanesia sejak sekitar 30,000 tahun dahulu dan menjadi sebuah negeri naungan United Kingdom sejak 1890-an. Kepulauan Solomon diberi hak untuk pemerintahan sendiri pada tahun 1976 dan kemerdekaan dua tahun kemudian. Negara ini masih menjadi anggota Kerajaan Komanwel.


Kisah tentang salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan. Penduduk primitif yang tinggal di sana mempunyai sebuah kebiasaan yang menarik ketika ingin membuat lahan baru, mereka tidak dengan menebangi pohon melainkan dengan meneriaki pohon dengan sumpah serapah menggunakan kata-kata kasar dengan tujuannya agar pohon itu mati.

Cara mereka melakukannya adalah beberapa penduduk akan memanjat hingga ke atas pohon itu. Ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah yang mengelilingi pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu dengan sumpah serapah menggunakan kata-kata kasar dan menghina . Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari. Selang beberapa hari, pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya mulai mengering, lalu dahan-dahannya juga mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati.

Mungkin memang aneh dan mustahil kalau kita pikir secara logis, tetapi ada hal yang tidak bisa diterima oleh akal namun keberadaanya nyatanya adanya. Dari kejadian tersebut ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil, mungkin dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui seseorang berlaku layaknya penduduk pulau solomon, misalnya orang tua kepada anak, guru kepada murid, terhadap sesama teman. Kata-kata kasar menghina secara tidak langsung adalah menyumpahi dengan sumpah serapah terhadap apa yang dipikir salah. Sesungguhnya apa hakikat dari salah itu, kenapa hanya karena ketidakmampuan sesorang dalam sebuah hal lantas membuat kita memvonis dengan kata-kata kasar. Sedangkang kata-kata yang terucap adalah do'a. 

Marilah kita bersama-sama introspeksi diri, karena setiap orang punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Belajar dari orang lain atas kekurangan kita dan mengajari ke orang lain atas kelebihan kita. Semoga coretan ini bermanfaat,,,

2 Responses to "Mari Belajar Dari Pulau Solomon"

Harap

- Jangan komentar mengandung SPAM ( OOT, Link, Sara dan Pornografi )

Terima Kasih